Ubisoft sedang menghadapi masa-masa sulit baru-baru ini, dan kontroversi baru yang melibatkan The Crew telah menambah tantangan tersebut. Beberapa pemain kini menggugat perusahaan tersebut, menimbulkan pertanyaan tentang kepemilikan game dan lisensi digital.
The Crew, bagian dari franchise game balap Ubisoft, menjadi pusat perdebatan setelahnyaserver dimatikanpada bulan Desember 2023. Pada bulan April 2024, pemain tidak dapat lagi mengakses game yang telah mereka beli.
Sebagai tanggapan, dua gamer dari California kini telah mengajukan agugatan class actionmelawan Ubisoft, mengklaim tindakan perusahaan tidak adil. Meskipun Ubisoft menawarkan pengembalian uang kepada pemain yang baru saja membeli The Crew, banyak pemilik lama yang tidak punya pilihan. Hal ini menyebabkan keputusan untuk membawa masalah ini ke pengadilan.
Gugatan yang diajukan pada 4 November di California ini menggunakan perbandingan untuk menggambarkan tindakan Ubisoft. Mereka membandingkan situasinya dengan membeli mesin pinball yang dilengkapi dengan semua komponennya, namun kemudian pabrikan melepas dayung dan bempernya, sehingga tidak dapat digunakan.
Selain itu, gugatan tersebut menuduh Ubisoft menyesatkan pemain di dua sisi. Pertama, klaimnya adalah bahwa para pemain dibuat percaya bahwa mereka membeli game tersebut secara langsung, namun sebenarnya mereka mendapatkan lisensi terbatas, bahkan untuk salinan fisiknya. Kemasannya memperkuat kesalahpahaman ini dengan menyatakan bahwa game tersebut masih dapat dimainkan secara offline setelah dukungan online berakhir, padahal kenyataannya tidak demikian.
Kedua, tuduhan bahwa disk fisik dan file yang diunduh secara keliru direpresentasikan sebagai berisi game lengkap, padahal kenyataannya, mereka hanya berfungsi sebagai kunci akses ke server jarak jauh. Menurut gugatan tersebut, praktik ini melanggar undang-undang perlindungan konsumen California.
- Bacaan Terkait: Undang-undang California Baru Memaksa Toko Digital untuk Mengakui Anda Hanya Melisensikan Konten, Bukan Memilikinya
Kedua pemain tersebut berupaya agar gugatan tersebut disetujui sebagai gugatan kelompok (class action), yang akan memungkinkan pemain lain yang terkena dampak untuk ikut serta dalam mencari kompensasi. Kasus ini menyentuh kekhawatiran yang lebih luas dalam industri mengenai pengiriman digital dan hak kepemilikan.
Pada bulan September, terjadi perkembangan terkaitValve memperbarui tokonya untuk memberi tahu para gamer bahwa mereka tidak memiliki game yang dibelidi Steam tetapi hanya memegang lisensi untuk menggunakannya.
Akan menarik untuk melihat bagaimana gugatan terhadap Ubisoft ini terungkap, karena ini dapat menandai momen penting lainnya dalam diskusi yang sedang berlangsung mengenai pengiriman digital.
Bacaan MP1 Lainnya:
- Meskipun Film Borderlands Gagal, Penjualan Waralaba Masih Meningkat; Ambil-Dua untuk Selektif dalam Pemberian Lisensi IP
- Presiden Sony Sebut Harga PS5 Pro Tidak Berdampak Negatif pada Penjualan, “Pengguna Hardcore” Adalah Target Audiensnya
- Rencana Tarif Donald Trump Dapat Menaikkan Harga Konsol dan PC; PS5 Pro Mungkin Harganya $1.000